KISAH KELAHIRAN NABI ISA - SYSTEM EKONOMI ZAKAT
Surat Maryam/19 ayat:
17. Maka ia ratil dan tahajud kemudian
jibril memberikan pemahaman ILMU kepada nya, yang ILMU tersebut menjelma
seperti permisalan seorang laki-laki sempurna (hubungkan dgn kisah nabi adam
mendapatkan ILMU/AL ASMA, QS 2:30,31) yang sdh bs memilih antara SYSTEM ILMU
NUR DAN DZULUMAT (system ekonomi zakat dan system ekonomi riba).(Terjemahan
DEPAG: maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari
mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna).
18. Sesungguhnya aku berpandangan dan
bersikap hidup terhadap pengajaran Nur menurut sunnah RasulNYA. (Maryam
berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha
pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.")
19. Ia Jibril berkata, sesungguhnya aku
hanyalah diutus untuk memberikan pemahaman ILMU ALLAH kepadamu, untuk memberimu
pemahaman keILMUan tentang pembentukan korps yang bersystem ekonomi zakat bak
seorang laki-laki dewasa (ghulaman) yang tidak ketergantungan dengan system
ekonomi riba blok barat maupun blok timur (zakiya/bersih dr ketergantungan).(Ia
(jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,
untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." )
20.Maryam berkata, bagaimana membentuk
korps yg diibaratkan sebagai ghulaman zakiya, sedangkan keILMUan pun aku tidak
menguasai, belum tersentuh oleh keILMUan, aku bukanlah seorang yang ingin
mencampur adukan antara ILMU NUR dan ILMU DZULUMAT! (Maryam berkata:
"Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah
seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang
pezina!")
21. Jibril berkata:
"Demikianlah." Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu;
dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat
dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."
22. Maka Maryam menghamilkan/memahamkan
nya lah ILMU itu kepada korps nya (hamalat hu, hu adalah ghulaman zakiya),
mengasingkan diri untuk shalat (ratil dan tahajud) demi memahami makna” ILMU
ALLAH (proses pengasingan diri yusuf sumur/penjara, yunus perut ikan, zakaria 3
hari mihrab, muhammad gua hiro, dst).( Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.)
23. Maka penderitaan perjuangan
pembentukan korps memaksa ia bersandar kepada system sampah jejak rasul
Zakaria yg sdh tdk berpangkal dan berujung-nahlah (aduk-adukan,min
asari rasul, sampah jejak kejayaan rasul" dulu (QS 2: 134.141.148, QS
20:96) karena keputus asaan terhadap ujian yang dihadapi. (Maka rasa
sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia
berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.")
24. Maka Jibril dengan (dialogis bi
qalbu) keILMUan nya berseru, janganlah bersedih, sesungguhnya Allah dengan
keILMUan nya menuntunmu utk membentuk Baitul Maal satu system ekonomi zakat,
system jannah. (hubungkan dengan ayat QS 2:25, QS 47:12.15, QS 5:85,
dll..dst ). ( Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:
"Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai di bawahmu.)
25. Dan beri pemahamanlah mereka (nahlah-orang"
yg msh berpegang pd sampah jejak rasul Zakaria, skrg sbg islamisme) itu
dengan ILMU ALLAH, niscaya mereka akan mendukungmu dan menghasilkan zakat suatu
system ekonomi untuk mu.( Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu,
niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,)
26. Dengan system ekonomi zakat itu,
maka berprogram dan beranggaranlah, jangan kau campur adukan dengan system
ekonomi riba/Dzulumat, dan bangunlah malam serta ratil dan tahajud lah sbg
pembinaan keILMUan mu.( maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika
kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah
bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang manusiapun pada hari ini.")
27. Maka Maryam membawa korps yang baru
dibentuknya kepada kaumnya, mereka mengatakan bahwa Maryam telah sesat dan
melawan kaidah” system ekonomi riba yang sudah berlaku sejak dahulu.( Maka
Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:
"Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.)
28. Hai Maryam yg kesolehannya sprti
nabi Harun, sesungguhnya orang tua mu bukanlah orang” yg melawan system yang
sdh berlaku sejak dahulu.( Hai saudara perempuan Harun[902], ayahmu
sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina",)
29. Maka Maryam mempresentasikan korps
yg baru dibentuknya, mereka berkata, bagaimana bs dipercaya dengan system yg
masih dlm bentuk prototipe?( maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka
berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di
dalam ayunan?")
30. Berpresentasi lah korps itu,
sesungguhnya aku adalah abdi terhadap system ALLAH, yang memberiku pemahaman”
makna ILMU” ALLAH dan menjadikan aku utk berkesempatan memberikan kabar yang
besar.( Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku
Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,)
31. Dan dengan system ILMU ALLAH ini
aku diberikan kehidupan berkah tdk sikut kanan sikut kiri, dan dengan system
ILMU ALLAH ini aku selalu melakukan pembinaan diri terhadap keILMUanku dengan
melalui shalat (ratil dan tahajud) dan membentuk system ekonomi zakat selama
hidupku.( dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup;)
32. Dan system ILMU ALLAH ini,system
ekonomi zakat, tidak membuat kerusakan dan kerugian terhadap system yang ada,
system terdahulu. (hubungkan dengan QS 42:49) (dan berbakti kepada
ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.)
33. Dan keselamatan yg besarlah
(wassalaamu) pada saat aku diberikan pemahaman (kelahiran) 2 alternatif ILMU
Nur dan Dzulumat (system ekonomi zakat dan system ekonomi riba), pada saat aku
mempasifkan (meninggalkan) pemahaman Dzulumatku dan pada saat aku bangkitkan
pemahaman Nur ku agar dengan ILMU NUR itu aku membentuk system ekonomi zakat
yang Allah berkenan atasnya. (Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali.")
.............. dst
--------------------------------------------------------------
Sbg pemantapan trhdp pemaknaan ALQURAN, selain membaca terjemahannya coba lah utk menengok juga kata" asli bahasa AlQuran nya, karena banyak terjemahan DEPAG tidak sesuai dengan kata alquran nya...detailnya baca dihttps://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/kesalahan-alquran-terjemahan-depag/706213252764602, alquran sebenarnya tdk bs diterjemahkan dengan bahasa nominal, karena alquran adalah bahasa/kata mengikuti makna, sedangkan bahasa nominal yg berusaha menterjemahkan alquran hanya sampai kpda batasan MAKNA mengikuti KATA, yg menjadikan ayat per ayat sempit pemaknaannya..https://www.facebook.com/notes/qurun-kedua/kata-mengikuti-makna-ataukah-makna-mengikuti-kata/1504512793108433, agar tidak sempit dalam hal pemaknaan maka, GO RATIL (study Alquran) AND GO TO CAMPUS OF TAHAJUD TO SEE OUR TEACHER, JIBRIL/GABRIEL
Sbg pemantapan trhdp pemaknaan ALQURAN, selain membaca terjemahannya coba lah utk menengok juga kata" asli bahasa AlQuran nya, karena banyak terjemahan DEPAG tidak sesuai dengan kata alquran nya...detailnya baca dihttps://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/kesalahan-alquran-terjemahan-depag/706213252764602, alquran sebenarnya tdk bs diterjemahkan dengan bahasa nominal, karena alquran adalah bahasa/kata mengikuti makna, sedangkan bahasa nominal yg berusaha menterjemahkan alquran hanya sampai kpda batasan MAKNA mengikuti KATA, yg menjadikan ayat per ayat sempit pemaknaannya..https://www.facebook.com/notes/qurun-kedua/kata-mengikuti-makna-ataukah-makna-mengikuti-kata/1504512793108433, agar tidak sempit dalam hal pemaknaan maka, GO RATIL (study Alquran) AND GO TO CAMPUS OF TAHAJUD TO SEE OUR TEACHER, JIBRIL/GABRIEL
QS 19:17, basyaran sawiyya = laki" dewasa yg sempurna (pemahaman keILMUan yg sdh mempunyai alternatif 2 pilihan (khalifah/khalafa/ihtilaf/khilafa, hub. dgn kisah nabi adam QS 2:30,31) ilmu benar/system ekonomi zakat dan salah/system ekonomi riba), QS 19:19, ghulaman zakiya = laki" dewasa yg sdh menentukan pilihan ilmu (nur/bersih, system ekonomi zakat)
------------------------------------------------
Maryam, isa dan yusuf nazar, dlm banyak literatur sejarah di ceritakan adalah berasal dari golongan bani israil, sementara (selain sebagian kecil yg mau ber-Iman), gambaran karakterisrik sebagian besar suku bani israil menurut AQ di penuhi kedengkian terhadap ajaran Allah, termasuk juga terhadap para pembawa risalah-NYA dan pendukung ajaranNya, dan karakter ini di wariskan secara turun temurun hingga sekarang, QS. Al-Baqarah: 96, An-Nisa': 157, QS. Al-Ma'idah: 64, QS. Al-Ma'idah: 70, Al-Ma'idah: 78-79,
Ketika risalah ajaran Allah ini di turunkan kepada Maryam, yg kemudian di ajarkan kembali kepada Isa anaknya (ali imran: 42-45), Yusuf Nazar suami Maryam adalah salah satu golongan bani Israil yg bersikap negatif atau kufur terhadap datang-nya risalah tersebut,oleh karena itu kenapa nabi isa selalu di hubungkan dengan maryam, atau biasa di sebut dgn sebutan 'isa Ibnu maryam', karena tidak mungkin di hubungkan dgn garis bapak-nya, gak mungkin kan di sebut isa bin Yusuf Nazar al kufur?
Allah memang tidak pernah bikin dongeng, yang membikin ajaran Allah menjadi dongeng adalah distorsi pada perspektif atau sudut memandang manusia dalam menafsirkan ayat-ayatnya sehingga menjadi dongeng,
Bahasa tamtsil atau bahasa perumpamaan secara umum itu terbagi dua, bahasa perumpamaan biasa, yakni bahasa perumpamaan yg menggunakan adawatut tasybih (berbagai huruf dan kata sebagai alat perumpamaan) seperti "kaf", "matsalun", "kamatsalun", dll, yg memang nampak secara lahiriah, salah satu contohnya : ya... 14 : 24-26 yg di tulis di atas itu, lalu bahasa perumpamaan luar biasa, atau dalam kaidah balaghah sering di sebut sebagai "tasybih balligh", salah satu contohnya, ya... ayat tentang mukjizat nabi di atas, yg tidak menggunakan "adwatut tasybih"
Sementara, bila yg di maksud sebagai "fakta objektif" itu adalah sesuatu yg terdapat di dalam referensi buku-buku atau terdapat di berbagai literatur, pandangan dan ukuran anda tentang "fakta objektif" terlalu bias,
Dalam konteks fungsi AlQuran sebagai pedoman hidup, yakni sebuah ilmu yg berisi rangkaian keterangan dari Allah yg mengambarkan semesta kenyataan alam yang terdiri dari Organis, Biologis, Gaya, juga peredaran kebudayaan dan peradaban di sepanjang sejarah kehidupan yg tergantung kepada Allah" (arrahman : 1-14)
Maka, yg di maksud "fakta objektif" di sini adalah "gagasan", "konsep", "ide" yang relevan dan "menyentuh realitas hidup", secara kongkrit, bukan sebuah realitas yg masih ada di dalam atau dari referensi buku-buku atau berbagai literatur.
Sebab, bila ukuran kebenaran itu di ukur berdasar data referensi buku, itu akan sangat relatif sekali, banyak metode, sistematik, analitik, dan objektifitas dari tulisan di berbagai buku-buku dan literatur yg mendapat influence, ter-interpolasi, ter-distorsi, bahkan ter-manipulasi oleh berbagai faktor-faktor subjektifisme, seperti kepentingan golongan, politik, propaganda, hoax, dongeng cerita israiliyyat, benar menurut buku dan literatur syi'ah, belum tentu bener menurut menurut buku dan literatur salafi, atau Sunni, benar menurut buku dan literatur wahabi, belum tentu benar menurut buku dan literatur Sunni,benar menurut buku dan literatur NU, belum tentu benar menurut buku dan literatur Muhammadiyyah, LDII, NII, HTI, JT, dsb...
by: RH
Maryam, isa dan yusuf nazar, dlm banyak literatur sejarah di ceritakan adalah berasal dari golongan bani israil, sementara (selain sebagian kecil yg mau ber-Iman), gambaran karakterisrik sebagian besar suku bani israil menurut AQ di penuhi kedengkian terhadap ajaran Allah, termasuk juga terhadap para pembawa risalah-NYA dan pendukung ajaranNya, dan karakter ini di wariskan secara turun temurun hingga sekarang, QS. Al-Baqarah: 96, An-Nisa': 157, QS. Al-Ma'idah: 64, QS. Al-Ma'idah: 70, Al-Ma'idah: 78-79,
Ketika risalah ajaran Allah ini di turunkan kepada Maryam, yg kemudian di ajarkan kembali kepada Isa anaknya (ali imran: 42-45), Yusuf Nazar suami Maryam adalah salah satu golongan bani Israil yg bersikap negatif atau kufur terhadap datang-nya risalah tersebut,oleh karena itu kenapa nabi isa selalu di hubungkan dengan maryam, atau biasa di sebut dgn sebutan 'isa Ibnu maryam', karena tidak mungkin di hubungkan dgn garis bapak-nya, gak mungkin kan di sebut isa bin Yusuf Nazar al kufur?
Allah memang tidak pernah bikin dongeng, yang membikin ajaran Allah menjadi dongeng adalah distorsi pada perspektif atau sudut memandang manusia dalam menafsirkan ayat-ayatnya sehingga menjadi dongeng,
Bahasa tamtsil atau bahasa perumpamaan secara umum itu terbagi dua, bahasa perumpamaan biasa, yakni bahasa perumpamaan yg menggunakan adawatut tasybih (berbagai huruf dan kata sebagai alat perumpamaan) seperti "kaf", "matsalun", "kamatsalun", dll, yg memang nampak secara lahiriah, salah satu contohnya : ya... 14 : 24-26 yg di tulis di atas itu, lalu bahasa perumpamaan luar biasa, atau dalam kaidah balaghah sering di sebut sebagai "tasybih balligh", salah satu contohnya, ya... ayat tentang mukjizat nabi di atas, yg tidak menggunakan "adwatut tasybih"
Sementara, bila yg di maksud sebagai "fakta objektif" itu adalah sesuatu yg terdapat di dalam referensi buku-buku atau terdapat di berbagai literatur, pandangan dan ukuran anda tentang "fakta objektif" terlalu bias,
Dalam konteks fungsi AlQuran sebagai pedoman hidup, yakni sebuah ilmu yg berisi rangkaian keterangan dari Allah yg mengambarkan semesta kenyataan alam yang terdiri dari Organis, Biologis, Gaya, juga peredaran kebudayaan dan peradaban di sepanjang sejarah kehidupan yg tergantung kepada Allah" (arrahman : 1-14)
Maka, yg di maksud "fakta objektif" di sini adalah "gagasan", "konsep", "ide" yang relevan dan "menyentuh realitas hidup", secara kongkrit, bukan sebuah realitas yg masih ada di dalam atau dari referensi buku-buku atau berbagai literatur.
Sebab, bila ukuran kebenaran itu di ukur berdasar data referensi buku, itu akan sangat relatif sekali, banyak metode, sistematik, analitik, dan objektifitas dari tulisan di berbagai buku-buku dan literatur yg mendapat influence, ter-interpolasi, ter-distorsi, bahkan ter-manipulasi oleh berbagai faktor-faktor subjektifisme, seperti kepentingan golongan, politik, propaganda, hoax, dongeng cerita israiliyyat, benar menurut buku dan literatur syi'ah, belum tentu bener menurut menurut buku dan literatur salafi, atau Sunni, benar menurut buku dan literatur wahabi, belum tentu benar menurut buku dan literatur Sunni,benar menurut buku dan literatur NU, belum tentu benar menurut buku dan literatur Muhammadiyyah, LDII, NII, HTI, JT, dsb...
by: RH
Posting Komentar
Posting Komentar