HUBUNGAN SHALAT DAN ZAKAT DALAM ALQURAN
2 komentar:
Alhamdulillah..sy kalau merenung sendiri..kmudian darah sy mendidih, krn bodohnya kita kita ini bgaimana bisa kita di pelintir menuju ke kehidupan neraka, system penataan yg bgitu agung di geser ke arah penataan Nar..kita kita ini punya otak akan tetapi tdk dipakai...Alquran jelas2 buat pedoman hidup yg ada dipersefsikan buat pedoman yg mati..Muslim laksana satu jasad yg ada jadi "ibarat kerakap tumbuh di batu" hidup segan mati tak mau..beribadah hanya unt nanti mati..wahai pembimbingku "aku tahu aku tak bisa berjalan sendirian dan aku bersumpah demi hidup dan matiku unt tetap berpegang teguh ke dalam Ilmu Mu yg Agung "Allahu Akbar")
BalasSholat
Dalam Nakhwiyyah, yaitu teori bentuk kalimat, يصلّون ini masuk pada kategori KALIMAT KATA KERJA, yaitu kalimat yang dibentuk dari kata kerja.
Dalam kalimat kalimat kata kerja, kata perkata dipilah pilah kedudukannya menjadi:
S = Subjek = pelaku kerja
P = Predikat = Keterangan Kerja = kerja dari pelaku
O = Objek (bila ada) = sasaran kerja pelaku
jadi, dari sudut bentuk kalimatnya, يصلّون terdiri dari:
(هُمۡ) = subjek tersembunyi
يُصَلُّونَ = Keterangan Kerja
علی النَّبِيّ = Objek
nah, ini merupakan kalimat sempurna.
mereka = S
bershalawat = P
untuk nabi = O
Siapa yang bershalawat?
jawab: Mereka
Apa kerja dari mereka?
jawab: bershalawat
jadi
Kepada siapa mereka bershalawat?
jawab: nabi
Jadi يصلّون علی النّبي ini merupakan kalimat sempurna.
namun bila kita teliti lebih dalam, sebagai dampak dari pola tambahan فَعَّلَ yang salah satu fungsinya adalah membentuk kata kerja tidak berobjek menjadi kata kerja berobjek. Artinya perkataan يصلّون di dalamnya sudah terkandung objek. Objeknya adalah akar katanya. akar kata يصلّون sudah kita bahas, adalah صلاۃ atau صلوات. inilah yang menjadi objek pertamanya yg tersembunyi, dan علی النّبي menjadi objek keduanya.
maka berdasarkan tinjauan Nakhwiyyah, kalimatnya menjadi begini:
(هُمۡ) يصلّون (صلواۃ) علی (صلوات) النّبيّ
yang dalam kurung adalah perkataan yang tersembunyi (mahduf). yg mahduf ini dihadirkan agar kita bisa sempurna mengalih bahasakan.
dengan demikian, struktur kalimatnya menjadi:
(هُمۡ) = S
يصلّون = P
(صلواۃ)= O1
علی (صلوات) النّبيّ= O2
Dengan demikian, setelah diurai seperti ini, maka kalimat ini bisa kita alihbahasakan menjadi:
*mereka menyenandungkan satu harapan atas harapan nabi*
mereka = S
menyenandungkan = P
satu harapan = O1
atas harapan nabi = O2
dg redaksi lain:
*mereka menyenandungkan satu shalawat atas Shalawat nabi*
Melihat kepada rangkaian ayat seluruhnya, maka yang dimaksud mereka itu adalah Allah beserta para MalaikatNYA, menyenandungkan satu harapan atas harapan nabi (=menjawab harapan nabi). wahai yang beriman, bersenandung haraplah kalian sepertihalnya nabi berharap, yaitu tatalah hidup kalian dengan Islam, satu satunya sistem kehidupan tiada tara.
itulah makna yang terkandung dalam terjemahan departemen agama kita diatas.
mari kita tafsirkan menurut ilmu tafsir, yaitu menafsirkan ayat Quran dengan merujuk kepada cara kerja NUURUN, SUURATUN, AAYATUN, dan ALHAQQ (belum bisa dibahas skrg, dibahas kelak sesuai jenjang pendidikannya)
Dari Ilmu Tafsir itu didapat Rambu2 supaya tidak salah menafsir.
1. Setiap ada kata Allah dalam alQuran, itu tidak bisa dipisahkan dengan ilmuNYA
2. Setiap ayat memiliki bentuk berfikir yang saling bertolak belakang seperti cahaya terang yang selalu berpasangan dengan bayangannya
3. Harus disadari bahwa setiap ayat alQuran itu dari Allah untuk kehidupan manusia agar manusia menanggapinya dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata yang selaras dengan alam semesta yang memiliki kepatuhan tiada tara
4. Harus difahami bahwa susunan ayat yg ada dalam alQuran, semuanya sudah berada dalam jalinan sistem yang saling kait mengkait.
5. Susunan ayat dalam alQuran memenuhi nilai analitis yaitu memilah mana gagasan dan mana pembuktian, dan selalu pembuktian itu pas dengan gagasannya
berdasar rambu2 ini maka, menjadi metode tafsir..
Itu penjelasan ayat
ان الله و ملاءكته يصلون على النبى...
Posting Komentar
Posting Komentar