Jakarta - Memiliki kekurangan bukan berarti membatasi seseorang dalam berprestasi. Pesta olahraga Asian Para Games 2018 jadi saksinya, banyak atlet dengan segala kekurangannya namun mampu berprestasi dan semangatnya pun tak kalah dari orang biasa. Salah satunya atlet renang Indonesia, Syuci Indriani.

Syuci Indriani kembali menambah medali perak untuk Indonesia di Asian Para Games 2018. Dia meraihnya dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 (tunagrahita) putri. Ini merupakan medali ketiga bagi Syuci. Sebelumnya, Syuci berhasil merebut medali perunggu di nomor gaya bebas 200 meter putri dan medali emas selanjutnya berhasil diraih Syuci di nomor gaya dada 100 meter putri klasifikasi SB 14.

"Alhamdulillah saya sangat senang, bersyukur sekali saya bisa meraih medali perak dan ini best time saya. Alhamdulillah bersyukur banget, ini medali ketiga saya," ujar Syuci seperti dilansir detikcom.


Luar biasa bukan prestasi yang ditorehkan Syuci. Bunda perlu tahu, tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, mengalami hambatan tingkah laku, penyesuaian yang terjadi pada masa perkembangannya. Walau dengan IQ (Intelligence Quotient) yang terklasifikasi di bawah rata-rata, Syuci masih bisa menorehkan prestasi di kancah dunia. Kehebatan Syuci sendiri diakui oleh pelatihnya, Bhima Kaustar, pelatih yang begitu sabar memoles talenta atletnya.

"Kalau menurut fisik Syuci itu sempurna. Tapi kalau untuk intelektualnya, IQ-nya di bawah rata-rata. Dia itu IQ nya di bawah 75. Susahnya ngelatih tuna grahita seperti itu, sering lupa. Syuci cenderung pelupa, daya ingatnya kurang. Jadi dapat instruksi apa, renang seperti apa kadang salah," kata Bhima seperti dikutip dari CNN.

Walau begitu, Syuci Indriani tak pantang menyerah dan hasilnya bisa kita lihat bersama kan, Bun. Apa yang didapat Syuci merupakan buah dari kerja keras dan pantang menyerah, apapun kendalanya. Hal seperti ini patut banget dipelajari anak yaitu berusah pantang menyerah apapun keadaannya.