KHALIFAH
Beberapa waktu lalu saya dapat pertanyaan dari kawan saya tentang
Khalifah. Kemudian saya baca-baca artikel tentang Khalifah dan saya
menemukan sebuah pendapat yang mengatakan bahwa Adam bukan manusia
pertama. Pendapat ini berdasarkan bahwa arti Khalifah adalah pengganti,
menggantikan yang sebelumnya. Alasan selanjutnya, ketika Allah berkata
Inni Ja'ilun Fil ardhi Khalifah, "Sesungguhnya SAYA hendak menjadikan
Khalifah di Bumi" maka Malaikat menjawab "ataj 'alu fiha~ may yufsidu
fiha~wa yusfikud dima~a?, "Mengapa KAU ciptakan yg akan berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah padanya (bumi)?". Jawaban malaikat
menunjukkan seolah-olah malaikat sudah punya pengalaman dengan Khalifah.
Sehingga disimpulkan bahwa sebelum manusia sudah pernah ada Khalifah
dan Adam bukan manusia pertama.
Benarkah Adam bukan
manusia pertama? Nabi Muhammad menegaskan dalam hadistnya bahwa Adam
adalah Abul Basyar (Manusia pertama). Ucapan Allah kepada Malaikat, Inni
Ja'ilun Fil ardhi Khalifah, adalah sebuah rencana bahwa Allah akan
mengangkat derajat Adam yang sebelumnya sebagai manusia biasa menjadi
Khalifah. Apa beda manusia dengan Khalifah? Manusia secara
biologis sama dengan hewan namun manusia diberi kelebihan akal untuk
mencerna Ilmu dari Allah yang akan diturunkan. Sedangkan Khalifah adalah "manusia yang hidup dengan Ilmu dari Allah".
Ilmu dari Allah mempunyai dua sudut, sudut Khayr/Nur/Terang (benar) dan sudut Syarr/dzulumat/gelap (salah).
Memilih sudut Khayr akan mengujudkan kehidupan Jannah (hasanah dunia
yang akan berkesudahan dengan hasanah akherat) sedangkan memilih sudut
Syarr akan mengujudkan kerusakan hidup dan menumpahkan darah, seperti
yang diprediksi oleh Malaikat.
Ilmu dari Allah isinya adalah dua rancangan hidup,
Qadruhu khayruhu wa Syarruhu Minallah, "Rancangan hidup Khayr dan Syarr
dari Allah". Atas dua rancangan tersebut manusia, yang sudah diberi
Akal untuk menanggapinya, dipersilahkan memilih, mau dengan Khayr atau
Syarr. Kenyataan membuktikan bahwa setelah Wa `allama adamal asmaa-a
kullaha, setelah Adam diajarkan oleh Malaikat Al Asmaa (sebutan demi sebutan menjadi rangkaian keterangan = Ilmu)
seluruhnya maka pilihan Adam justru bertolak belakang dengan prediksi
Malaikat. Adam dengan keluarga, golongan sejawatnya justru memilih Khayr, mengujudkan
kehidupan Jannah di muka Bumi. Kesimpulannya, normalnya manusia jika diajukan pilihan Khayr dan Syarr pasti akan memilih khayr.
Mengapa
selanjutnya ada yang memilih Syarr? Pilihan Syar karena adanya factor
Syethan. Mengapa Adam bisa terjerumus dalam pilihan Syarr sehingga
terpental keluar dari arena kehidupan Jannah, masuk ke dalam sistem
kehidupan Sajaratuz Zaqum (Buah Simalakama) yang serba salah penuh
dengan gundah gulana? Di situlah peranan Syethan yang berfungsi mengecoh
kesadaran manusia.
Disisi lain rancangan atau blue
print yang digambar Allah mulai dari awal peradaban dan kebudayaan
sampai dengan kiamat (akhir kebudayaan dan peradaban) akan bergulir
bagaikan siang dan malam yang silih berganti terus menerus. Terbitnya
siang memberi ungkapan pada munculnya rasul-rasul mulai dari Adam sampai
dengan Muhammad, yang ditingkahi oleh Malam sebagai ungkapan munculnya
peradaban Syar sepeninggal para Rasul. Kita lihat dalam sejarah
sepeninggal para rasul maka muncullah "kehidupan Malam" di bawah
Imperium Asyiria, Babilonia, firaunisme, Yunani, Romawi, Persia,
Amerika, Rusia, China yang berdarah-darah..
Kembali kepada istilah Khalifah, Khalifah adalah "yang hidup dengan Ilmu dari Allah yang berisi alternative Khayr dan Syarr".
Khalifah adalah manusia Ilmiah artinya manusia yang hidup berdasarkan
ilmu, bukan lagi manusia dalam arti hewan, yang hidup atas
dorongan-dorongan perut, atas perut dan bawah perut (QS 24:45).
Istilah
Khalifah erat kaitannya dengan Ilmu. Jadi pada saat Adam sudah
diciptakan oleh Allah di bumi maka untuk melengkapi kesempurnaan maka
oleh Allah diturunkanlah Ilmu (Al Asmaa-a). Sebelum diturunkan kepada
Adam maka Ilmu tersebut diajukan kepada Malaikat, "SAYA akan menjadikan
Khalifah (manusia yang ilmiah-berilmu) di muka Bumi".
Pertanyaan selanjutnya, bagi yang beranggapan bahwa Adam diciptakan di Surga maka kalau begitu, dimanakah surga (jannah) itu ?
Masih
ngobrol tentang khalifah, sekarang kita coba lihat kronologis kejadian
alam semesta. Menurut Allah, Alam semesta ini diciptakan dalam waktu 6
yaum. 1 yaum sama dengan 1000 tahun, jadi 6 yaum sama dengan 6000 tahun.
2000
tahun pertama Allah menciptakan 7 lapis semesta angkas dan bumi dari
rumusan alam Al Maa-u. Al Maa-u adalah dua unsur dalam satu kesatuan,
bisa kita katakan unsur positif dan negative. Kemudian Al Maa-u meledak
sehingga menjadi dua, SAMAWAATI ( semesta angkasa) dan ARDH (Bumi). Dari
peristiwa ini, para ahli filsafat membuat teori bahwa asal usul Alam
Semesta dari BIG BANG. Kemudian mereka stempel, Ilmu hasil pantulan
(penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau nyolong dari keterangan
Quran? !
Pada 2000 tahun pertama ini semesta angkasa
dan bumi masih dalam keadaan DUKHAAN. DUKHAAN, kalau bahasa inteleknya
NEBULA. Dari sini, ada yg berpendapat bahwa asal usul alam semesta dari
NEBULA. Kemudian mereka stempel, Ilmu hasil pantulan (penelitian)
terhadap alam. Pantulan alam atau hasil nyolong dari keterangan Quran?!
Selanjutnya,
pada tahun ke 3000 sd 4000, Allah memproses Matahari yang sebelumnya
dalam keadaan DUKHAAN (bola gas yang membara) menjadi bersinar. Otomatis
planet-planet yang lainnya, yang sebelumnya juga dalam keadaan DUKHAAN
menjadi memadat, termasuk bumi. Karena terjadi perbedaan suhu maka
terjadilah peredaran udara dari yang bertekanan tinggi kepada yang
bertekanan rendah. Selanjutnya terjadi penguapan, awan menjadi mendung,
mendung menjadi hujan dan akhirnya hujan menyirami bumi yang mati
menjadi hidup. Dengan begini, Allah menciptakan aneka tumbuhan di Bumi.
Dari sini muncullah teori fisika kimia. Kemudian mereka stempel, Ilmu
hasil pantulan (penelitian) terhadap alam. Pantulan alam atau hasil
nyolong dari keterangan Quran?!
Selanjutnya, pada tahun
ke 5000, Allah menciptakan Hewan di Bumi. Kemudian di penghujung tahun
ke 6000, Allah menciptakan Jin, Malaikat dan akhirnya Allah menciptakan
Adam dan kaum sejawat sepengkaji segolongannya yang sama-sama siap untuk
membangun system jannah (QS 2:35, Dan Kami berfirman: "Hai Adam,
diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini...jaujuka tidak tepat di artikan istri, Hawa..jika istri maka bahasa Alqurannnya seharusnya jaujatun). Kemudian QS. Al A'raaf (7): 11, Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam),...Ayat
ini dimulai dengan kalimat ‘menciptakan kamu sekalian, lalu kami
bentuk tubuh kalian’. Artinya, waktu itu Allah sudah menciptakan banyak
manusia di muka Bumi. Baru kemudian memerintah para malaikat untuk
bersujud (berpartisipasi aktif) kepada sunnah kehidupan Adam dan
golongan sejawatnya. Sayangnya, dalam kitab terjemahan bahasa Indonesia kata kum itu ditafsiri sebagai Adam. di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung - (Adam). Padahal kita tahu bahwa kum adalah bermakna jamak - kalian semua.
Ini
semakin jelas kalau kita baca ayat sebelumnya, berikut ini. Bahwa yang
dimaksud dengan ‘kum’ itu adalah bangsa manusia secara keseluruhan.Segolongan manusia yang mau dengan pilihan alternative Nur.
QS. Al A'raaf (7): 10
Sesungguhnya
Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan
bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur.
Dari 2 ayat yang
berurutan di atas, kita bisa memperoleh kesimpulan bahwa Allah terlebih
dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi, dengan segala sumber
penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antara sekumpulan
manusia yang mau dengan mau nya Allah (liman yasya) sebagai khalifah di
muka Bumi. Dialah Bani Adam. Ditandai dengan perintah kepada malaikat
untuk ikut berpartisipasi aktif/bersujud kepadanya.
Kalau Adam memang manusia pertama, ayatnya tidak akan berbunyi demikian. Diawalnya pastilah Allah mengatakan kepada Adam dalam bentuk tunggal: “Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” Tapi, tenyata menggunakan kum. (baca: https://www.facebook.com/notes/muhajir-isnaini/rupanya-nabi-adam-bukan-manusia-pertama-normatif/694806150571979 )
Sempurnalah
proses penciptaan Alam semesta selam 6000 tahun. Perlu dicatat di sini
bahwa Adam dan golongan sejawatnya pada saat ini belum menjadi Khalifah
karena Ilmu (Qadruhu Khayruhu wa Syarruhu minallah: rancangan hidup
khayr dan syarr dari Allah) belum diturunkan. Ilmu baru diturunkan oleh
Allah dari Lauhil Mahfudz pada hari terakhir dari 6000 tahun atau
memasuki tahun ke 6000 keatas.
Begitu Adam menerima
Ilmu maka pada saat itulah Adam dijadikan oleh Allah Khalifah. Jadi
Khalifah adalah yang berilmukan dengan ajaran Allah (Qadar atau Taqdir
Khayr dan Syarr dari Allah).
Kalau para ahli sejarah
mengatakan bahwa prasejarah adalah zaman sebelum mengenal tulisan dan
sejarah adalah zaman sudah mengenal tulisan maka Zaman sebelum Adam
menerima Ilmu adalah zaman prasejarah sedangkan zaman setelah Adam
menerima Ilmu adalah zaman sejarah. Kalau begitu zaman sejarah bukan
zaman Hamurabi dengan huruf paku ketika anaknya belajar corat-coret di
tembok, kayak anak-anak kita yang baru masuk TK. Para ahli bahasa
mengatakan bahwa bahasa dan tulisan adalah hasil pantulan (penelitian)
terhadap alam. Pantulan alam atau hasil nyolong dari keterangan Quran
(ajaran Allah)?!
Posting Komentar
Posting Komentar